Praktik Suap di Usia Muda, Problem Klasik PSSI yang Harus Dibenahi

Praktik suap di pembinaan usia muda menjadi pekerjaan rumah serius PSSI yang harus dibenahi.

Share:
Seminar SEPAKBOLA (Seminar Edukasi Penggiat Anti Korupsi Bikin Olahraga Lebih Ajib)/Foto: SportCorner.id
Bola
Seminar SEPAKBOLA (Seminar Edukasi Penggiat Anti Korupsi Bikin Olahraga Lebih Ajib)/Foto: SportCorner.id

Tapi, pada kenyataannya, banyak orang dengan finansial kuat yang menitipkan anak-anaknya agar bisa bermain di EPA walau tak punya kemampuan mumpuni.

Hal ini yang menjadi perhatian utama Akmal Marhali. Dia menyebut, masalah ini bukan hal baru.

Bahkan, Akmal menyebut mengetahui secara langsung adanya praktik suap di kompetisi EPA.

[Baca Juga: Kolaborasi KPK, Kemenpora, dan SportCorner Perangi Isu Sogok Pembinaan Usia Muda]

"Saya bukan cuma melihat tapi juga mengetahui secara langsung ada yang bayar 5 juta untuk main atau 5 juta. Tapi masalahnya sebenarnya komplek," ujar Akmal.

"Karena sejatinya klub kita mayoritas belum memenuhi lima aspek klub profesional yang ditentukan AFC dimana salah satunya aspek finansial. Lalu ada aspek legal, infrastruktur, SDM, dan aspek sporting," katanya.

Akmal menilai, banyak klub profesional Indonesia tak memberikan perhatian lebih pada pembinaan pemain usia muda.

Alhasil, mereka mencari jalan pintas dengan mencari orang yang punya dana untuk mendanai program pembibitan usia muda dengan timbal balik anaknya bisa bermain.

"Aspek sporting ini kan artinya pembinaan usia dini. Betapa banyak klub-klub di liga kita yang tidak memberikan perhatian kepada aspek pembinaan usia muda," ucapnya.

[Baca Juga: Seminar Sepak Bola, Momen Bangun Karakter Fair Play dan Sportivitas Sejak Dini]


Baca Juga

Inter Milan Liga Champions 2025/X UEFA Champions League.

Nasib Tragis Inter Milan di Musim 2024/2025