Cara Agar Kasus Penunggakan Gaji di Liga 1 Tak Terulang Lagi
Pengamat sepak bola, Akmal Marhali punya saran kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) agar kasus penunggakan gaji di Liga 1 tak terulang lagi.
"Jadi mumpung Liga 2025-2026 baru akan bergulir Agustus, saya pikir ini momentum buat LIB untuk berbenah dan tegas terhadap regulasi. Salah satunya 5 aspek klub profesional," ujarnya.
Dari lima aspek tersebut, Akmal menyoroti yang paling penting adalah finansial.
"Salah satunya adalah keuangan. Jadi waktunya misalnya LIB melibatkan akuntan-akuntan publik untuk melakukan mengecek laporan keuangan klub. Apakah kemudian sehat atau tidak," ucapnya.
"Kalau kemudian tidak sehat, lebih baik tidak dilibatkan dalam kompetisi. Karena kalau dipaksakan nanti akan jadi masalah dan beban di tengah jalan karena ada klub yang tidak gajian," katanya.
[Baca Juga: Ramadhan Sananta Hengkang dari Persis, Netizen: Katanya dulu Mau Jadi Legenda]
Hal-hal seperti ini menurut Akmal sangat berbahaya. Dia meminta LIB lebih tegas kepada klub-klub yang menunggak gaji.
"Kemudian industri bolanya jadi tidak berjalan sehat. Ini akan sangat berbahaya terhadap moral sepak bola. Jadi menurut saya musim 2025-2026 ini harus menjadi momentum untuk industri sepak bola Indonesia," ucapnya.
"LIB harus tegas kepada klub-klub yang tidak mampu membayar gaji, yang keuangannya tidak sehat," ujarnya.
Akmal menyarankan LIB meminta semua klub untuk menyetor sejumlah dana sebagai jaminan. Nantinya, dana itu bisa dipakai jika mengalami krisis keuangan.