Imran Nahumarury Minta Uang pada Pemain Malut United Jika Ingin Bermain
Manajemen Malut United buka suara secara langsung terkait pemecatan Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena.
Asghar mengungkapkan,a pemecatan Imran dan Yeyen dilatarbelakangi temuan praktik pemotongan gaji dan pengambilan fee pemain, termasuk dari dua pemain asing.
Bahkan hampir seluruh pemain lokal Malut United mengaku pernah dimintai uang agar bisa bermain. Praktik ini dinilai merusak nilai profesionalisme dan kepercayaan yang seharusnya dijaga dalam tim.
"Kami kecewa berat. Ada pemain yang mengaku harus menyetor uang agar bisa bermain. Fee pemain juga diambil dan itu jelas melanggar," ungkapnya.
Sebelumnya, kabar pemecatan Imran dan Yeyen diungkapkan Direktur PT Malut Sejahtera, Dirk Soplanit.
"Surat pemecatan sudah kami kirimkan dan telah mereka terima. Keduanya terbukti melakukan pelanggaran berat yang tak bisa ditolerir karena bertentangan dengan filosofi, prinsip, dan tujuan klub," kata Dirk Spolanit, dalam unggahan di Instagram Malut United, Senin (16/6/2025).
[Baca Juga: Tanggapan Imran Nahumarury Dipecat karena Lakukan Pelanggaran Berat]
Manajemen Malut United terpaksa memecat keduanya demi menyelamatkan klub.
"Keputusan ini kami ambil karena ingin menyelamatkan klub. Bagi kami, klub lebih besar dari semuanya," ujarnya.
Menurut dia, kejujuran adalah hal paling penting selain integritas, komitmen, dan loyalitas.
"Dua tahun ini kami belum berbisnis sama sekali, kami fokus membuat branding klub dan menyiapkan semua infrastruktur untuk menjadi klub profesional. Setelah itu, baru memikirkan pengembangan bisnis," ucapnya.