Menurutnya, perbandingan Gross Vehicle Weight (GVW) antara Fronx dan Grand Vitara membuat Fronx lebih gesit.

“Fronx ini tarikannya terasa lebih responsif karena berat totalnya jauh lebih ringan. Kalau dibandingkan Grand Vitara yang memakai mesin sama, Fronx punya bobot GVW beberapa ratus kilogram lebih kecil. Hasilnya, performa di tanjakan terasa lebih enteng,” ungkap Harold saat ditemui di sela acara, 25 Juni lalu.

Baik Fronx maupun Grand Vitara sama-sama dibangun di atas platform Heartect yang memang dirancang fokus pada rangka ringan demi efisiensi bahan bakar, performa optimal, dan keselamatan. 

Namun, Harold menambahkan, ada perbedaan komposisi NVH (Noise, Vibration, Harshness) antara keduanya yang turut memengaruhi kenyamanan dan pengalaman berkendara.

Berdasarkan brosur resmi, Suzuki Fronx memiliki GVW 1.480 kg, sedangkan Grand Vitara tidak mencantumkan angka GVW-nya, hanya curb weight sebesar 1.210 kg untuk varian GX. Biasanya, selisih antara curb weight dan GVW di segmen SUV kompak bisa mencapai 400–500 kg.

Baca juga: Tampil Lebih Maskulin, Fitur Mitsubishi Xpander Cross Makin Canggih

Mesin K15C dengan SHVS, Torsi Kuat di Jalan Menanjak

Selain faktor bobot, jantung pacu Fronx juga menjadi nilai jual utama. Varian GX dan SGX dibekali mesin K15C Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) yang mampu menghasilkan tenaga puncak 100 PS pada 6.000 rpm dan torsi maksimal 135 Nm di 4.400 rpm.