PBSI Ultimatum Tim Pelatih: Tak Ada Prestasi, Silakan Angkat Kaki
Wakil Ketua Umum PBSI, Taufik Hidayat mengultimatum tim pelatih Pelatnas untuk segera mempersembahkan prestasi.
"Kami lihat dari Januari sampai sekarang, kalau tidak memenuhi target, kami buka lagi rekam jejaknya. Kalau tidak ada prestasi, buat apa dipertahankan," ucapnya.
PBSI menerapkan sistem evaluasi berjenjang kepada pelatih melalui surat peringatan bertingkat, mulai dari SP1 hingga SP3, sesuai dengan capaian target masing-masing sektor.
"Pelatih juga jangan enak-enakan. Semua ada ukurannya, targetnya masing-masing, dan tidak bisa disamakan. Kita lihat siapa yang dilatih, apa janjinya, dan sudah sampai mana," katanya.
[Baca Juga: Hasil Lelang Barang Peraih Emas Olimpiade Bulutangkis Capai Rp2,5 Miliar]
"Pelatih harus bisa menyesuaikan. Tidak bisa satu pemain satu pelatih. Harus bisa jadi kakak, orang tua, bahkan psikolog. Kalau semua merasa tidak cocok, ya susah," ungkapnya.
Taufik memastikan keputusan evaluasi akan berdasarkan data objektif yang dikumpulkan oleh Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres). Dia juga meminta agar proses promosi dan degradasi pelatih bisa kembali diterapkan secara berkala sesuai kebutuhan.
“Sudah saya minta ke Binpres untuk sampaikan ke pelatih masing-masing. Jangan sampai pelatih merasa nyaman terus, sementara hasilnya minim. Kita ingin yang terbaik,” ucap peraih medali emas Olimpiade 2004.
Tahun 2025 sudah berjalan enam bulan, Indonesia baru bisa meraih dua gelar juara di Super 300 melalui pasangan Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti di Thailand Masters, serta dari ganda campuran Afar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu di Taiwan Open.