Super League Dikuasai Pemain Amerika Selatan dan Eropa Melejit, Afrika Tergusur
Komposisi pemain asing di Super League 2025/2026 menunjukkan dominasi Amerika Selatan, terutama Brasil.
Angka ini melonjak drastis dibandingkan musim-musim sebelumnya dan selaras dengan tren pelatih asal Belanda yang kini banyak menghuni kursi pelatih di klub-klub Tanah Air.
Tren ini menunjukkan bahwa klub-klub Indonesia kini lebih terbuka terhadap gaya bermain Eropa, dan tidak hanya terpaku pada pemain Amerika Selatan.
Sayangnya, tidak semua benua mengalami tren positif. Justru jumlah pemain Asia dan Afrika mengalami penurunan signifikan.
Baca juga: Ryo Matsumura Absen Lama, Persija Cari Pemain Asing Lagi
Pemain Asia yang paling konsisten hanya berasal dari Jepang dengan 7 pemain. Sementara pemain dari negara seperti Korea Selatan dan Palestina hanya muncul satu-dua nama per musim. Tak ada peningkatan signifikan dari sisi perekrutan pemain Asia.
Situasi serupa terjadi di benua Afrika. Jika dulu pemain Afrika sempat mendominasi skuad klub-klub Liga 1, musim ini hanya tersisa 11 pemain Afrika.
Turunnya minat klub terhadap pemain Afrika diduga karena kualitas pemain yang tidak sesuai ekspektasi serta kurangnya pelatih lokal yang biasa mengandalkan kekuatan fisik khas Afrika.
“Dulu saat pelatih lokal lebih banyak di liga, pemain Afrika laris manis. Tapi sekarang hanya satu pelatih lokal yang menangani tim Super League,” ungkap sumber internal klub.