Formula E Jakarta 2025: Misi Terakhir McLaren di Tengah Cuaca Panas Ibu Kota

Gelaran Formula E Jakarta 2025 semakin mendekat dan atmosfer persiapan kian terasa panas

Share:
Neom McLaren (mclaren.com)
MotorSports
Neom McLaren (mclaren.com)

“Kondisi tubuh harus dijaga sebaik mungkin, terutama soal hidrasi. Balapan di Jakarta bukan hanya soal kecepatan, tapi juga soal ketahanan,” ujar Bird dalam sesi konferensi pers.

Strategi Ban: Antara Performa dan Efisiensi

Sementara itu, Taylor Barnard yang masih berusia 21 tahun menyoroti pentingnya strategi penggunaan ban. Dalam regulasi Formula E, setiap pembalap hanya diberi dua set ban untuk seluruh rangkaian sesi—mulai dari shakedown, latihan bebas, kualifikasi, hingga balapan utama.

Baca juga: Klasemen Formula E 2025 usai Balapan di Jakarta

“Ban di Formula E menggunakan satu jenis kompon untuk semua cuaca, jadi harus fleksibel dan kami harus sangat pintar dalam mengatur kapan dan bagaimana ban digunakan,” jelas Barnard.

Hal ini membuat keputusan teknis menjadi semakin penting, tidak hanya bagi pembalap, tetapi juga tim strategi dan para insinyur. Kemampuan membaca kondisi lintasan dan prakiraan cuaca sangat menentukan hasil akhir di trek.

Formula E: Inovasi dan Komitmen Lingkungan

Tak seperti balapan lain, Formula E juga menerapkan regulasi berbasis keberlanjutan. Pembatasan jumlah ban bukan semata tantangan teknis, melainkan bagian dari komitmen mengurangi jejak karbon dan mendukung pengelolaan limbah secara bertanggung jawab.


Baca Juga

Klasemen Formula E 2025 usai Balapan di Jakarta

Aldi Satya Mahendra saat tampil di seri 6 World Supersport 2025 di Misano Italia/Istimewa Yamaha

Aldi Satya Berharap Semakin Bersinar di World Supersport

United Autosports 95 di 24 Hour of Le Mans/Istimewa.

Penyebab Sean Gelael Gagal Finis di 24 Hour of Le Mans