Perlukah Kita Cemas dengan AI Mengemudi?
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi Full Self-Driving (FSD) milik Tesla semakin sering menjadi perbincangan hangat
Apa Risiko FSD di Jalan Indonesia?
Beberapa pakar keselamatan jalan menyebutkan bahwa kondisi lalu lintas Indonesia memang masih belum sepenuhnya mendukung kendaraan otonom.
Marka jalan yang pudar, pengendara yang tidak disiplin, serta infrastruktur pendukung yang minim membuat AI pengemudi perlu pengawasan ketat dari manusia.
Menurut data beberapa komunitas mobil listrik, meski jarang, insiden phantom braking — pengereman mendadak tanpa alasan jelas — bisa terjadi saat FSD mendeteksi ‘bayangan’ kendaraan yang sebenarnya tidak ada. Hal ini bisa memicu tabrakan beruntun jika pengguna tidak waspada.
Baca juga: Kenapa Motor Listrik Wajib Punya Sertifikasi IP67? Ini Alasannya!
Haruskah Kita Khawatir?
Sejauh ini, Tesla selalu menekankan bahwa fitur FSD bukanlah sistem autopilot penuh. Pengemudi tetap wajib mengawasi kendaraan dan memegang kendali setir kapan saja.
Beberapa insiden di luar negeri juga menjadi pelajaran berharga bahwa teknologi canggih tetap tidak bisa menggantikan kewaspadaan manusia sepenuhnya.
Pemerintah Indonesia sendiri belum memiliki regulasi detail terkait kendaraan autonomous, meskipun tren kendaraan listrik dan smart mobility terus berkembang.
Maka, kewaspadaan tetap menjadi kata kunci bagi para pemilik mobil berteknologi autopilot.