Gol ‘Keberuntungan’ Chelsea Ternyata Buah Strategi Sepak Pojok Pendek yang Rapi
Di balik selebrasi dramatis Chelsea atas kemenangan mereka melawan Palmeiras di perempat final Piala Dunia Antarklub 2025
Pola ini tak sekadar improvisasi di lapangan. Dalam latihan, Chelsea rutin membentuk formasi segitiga pada situasi tendangan sudut.
Pemain pertama bertugas mengeksekusi bola, pemain kedua menunggu di garis byline, dan pemain ketiga menjadi opsi di tepi kotak penalti. Kombinasi segitiga ini mampu menciptakan celah pertahanan lawan.
Jika lawan tak sigap menutup ruang, aliran bola bisa bergerak cepat ke kotak penalti.
Sebaliknya, jika lawan mengerahkan banyak pemain untuk menutup jalur bola, mereka justru meninggalkan area kotak penalti lebih terbuka.
Inilah yang terjadi pada gol Gusto. Bermula dari umpan pendek Pedro Neto di sisi kanan, Gusto mendapatkan ruang untuk mengirim crossing ke Palmer.
Pantulan bola dari bek Palmeiras menjadi momen penentu, meski di balik itu ada pola yang tersistematis.
Baca juga: 2 Tim yang Sudah Lolos ke Semifinal Piala Dunia Antarklub 2025
Hasil Evaluasi Maresca: Dari Gagal Jadi Senjata Andalan
Pelatih Chelsea, Enzo Maresca, sadar betul betapa pentingnya meningkatkan kualitas serangan bola mati.
Musim lalu, The Blues hanya mampu mencetak tiga gol dari 100 peluang sepak pojok di Premier League—catatan yang jelas di bawah rata-rata.
Maresca bersama tim pelatih pun bergerak cepat. Sejak turnamen Club World Cup dimulai, pola sepak pojok pendek ini menjadi salah satu ‘senjata rahasia’.