Fenomena Mobil Bekas Nol Kilometer yang Marak di China

Jika biasanya mobil bekas identik dengan kendaraan yang sudah menempuh jarak tertentu di jalan, maka kini muncul istilah ‘mobil bekas 0 kilometer’

Share:
Ilustrasi. (Freepik)
Otomotif
Ilustrasi. (Freepik)

Risiko Membayangi Konsumen

Dibalik tawaran harga yang terlihat menarik, pembeli mobil bekas 0 km sebenarnya harus siap menghadapi konsekuensi tertentu. 

Salah satu dampak yang kerap terjadi adalah hilangnya status sebagai pemilik pertama kendaraan. 

Selain itu, risiko penurunan kualitas komponen, terutama baterai pada mobil listrik, juga cukup besar karena mobil terlalu lama disimpan tanpa perawatan optimal.

Tak hanya itu, depresiasi harga jual kembali pun umumnya lebih tajam dibandingkan mobil baru yang benar-benar digunakan sejak awal oleh pemilik pertama.

Tren Ekspor Mobil Bekas China Melonjak Tajam

Praktik ini juga berdampak pada melonjaknya angka ekspor kendaraan bekas China ke pasar global. 

Baca juga: Mengenal Euro Motor Samurai 155: Skuter Matik Filipina yang Mirip Honda Vario

Data menunjukkan pada tahun 2023 total ekspor mobil bekas China mencapai 275.000 unit, lalu melonjak drastis menjadi 436.000 unit pada 2024 — naik lebih dari 58 persen hanya dalam tempo satu tahun.

Para analis menilai bahwa lonjakan ekspor ini tidak lepas dari praktik menjual mobil 0 kilometer yang pada akhirnya dilepas ke luar negeri setelah bertahan cukup lama di showroom domestik.

Pemerintah China Bertindak: Regulasi Dievaluasi dan Diperketat

Untuk merespons situasi tersebut, pemerintah China kini mulai mengambil langkah tegas dengan memperketat regulasi ekspor kendaraan bekas. 


Baca Juga

Ilustrasi. (US News Cars)

Pentingnya Rutin Memeriksa Tekanan Angin Ban Mobil