Inilah Pemicu Kenapa Pengguna Mobil dan Motor Sering Bertikai di Jalan

Konflik mobil vs motor bukan soal ego, tapi minimnya pengalaman dua sisi. Solusinya? Coba jadi pengendara ganda untuk tumbuhkan toleransi.

Share:
article
Lalu lintas bukan medan perang, tapi sebagai ruang berbagi yang saling memahami. (Ilustrasi: Freepik)
Otomotif
Lalu lintas bukan medan perang, tapi sebagai ruang berbagi yang saling memahami. (Ilustrasi: Freepik)

Baca juga: Polisi Usulkan Pendidikan Lalu Lintas Masuk Kurikulum Sekolah

Pasalnya, mereka memiliki pemetaan mental yang lebih lengkap. Saat mengemudi mobil, mereka paham adanya kemungkinan motor muncul dari celah sempit, dan mengetahui juga berapa cepat motor bisa bergerak dalam ruang terbatas. Saat mengendarai motor, mereka juga memahami bagaimana harusnya bergerak agar tidak membuat pengendara mobil terganggu.

Sebaliknya, pengemudi yang hanya pernah naik mobil cenderung tak melihat motor sebagai ancaman potensial, bukan karena ceroboh, tapi karena tak mengantisipasi kehadirannya. Pemotor juga jadi berkesan ceroboh karena tidak memahami sulitnya pengemudi mobil memantau empat sudut di sekelilingnya.

Toleransi Hadir dari Pengalaman, Bukan Sekadar Etika

Kita sering bicara soal etika berkendara: patuhi aturan, jaga emosi, hormati sesama pengguna jalan. Tapi faktanya, toleransi tak cukup diajarkan lewat teori. Ia tumbuh dari pengalaman langsung bagaimana rasanya berada di sisi lain.

Baca juga: Belok Sambil Menyalakan Lampu Sein Belum Tentu Benar Lho


Baca Juga

SK KONI IMI Pimpinan Moreno Soeprapto Sudah Terbit

Scomadi hadir di GJAW 2025 Hall 9 ICE BSD City. (Scomadi Indonesia)

Scomadi Boyong Seluruh Model Skuternya di GJAW 2025