Penyakit Degeneratif yang Menghantui Atlet Tinju

Para atlet tinju berpotensi menderita penyakit degeneratif seperti demensia, Alzheimer, hingga Parkinson. Berikut penjelasannya.

Share:
Olahraga

Ketiga, Parkinson Disease. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan atau kematian sel-sel saraf di otak.

Beberapa gejala Parkinson adalah tremor, kaku otot, hingga gangguan koordinasi.

Ketiga penyakit degeneratif tadi berpotensi besar diderita para atlet tinju karena kerap mendapatkan pukulan di bagian kepala mereka.

[Baca juga: Jadwal Hongkong Open 2023 Rabu 13 September: 9 Wakil Indonesia Tampil di Hari Kedua]

"Pukulan yang dilakukan itu lama-lama membuat luka-luka kecil di otak dan berakumulasi menjadi banyak sel otak yang mati," ungkap dr. Ryu Hasan.

Ia menyebut legenda tinju dunia, Muhammad Ali, sebagai salah satu contoh nyata tentang risiko olahraga tinju.

"Kasus Muhammad Ali hanyalah fenomena gunung es terkait dengan komplikasi kerusakan otak pada petinju. Parkinson's disease adalah salah satunya," ujar pakar neurosains tersebut.

"Parkinson’s Disease pd petinju dulu sering disebut "punch drunk syndrome", tremor (gemetar), wajah tanpa ekspresi, dan gangguan berjalan."

"Kepikunan dini pada petinju (dementia precox) yang disebut 'dementia pugilistica' mirip Alzheimer juga tidak jarang terjadi pada pensiunan petinju," katanya menambahkan.


Baca Juga

Peraih MVP IBL All Star 2025, William Artino/Foto: IBL Indonesia

Daftar Peraih Penghargaan di IBL All Star 2025

Abraham Damar Grahita di laga Prawira Bandung vs Satria Muda (Foto: IBL Indonesia/iblindonesia.com)

Link Live Streaming IBL All Stars 2025

Gresik Petrokimia vs Popsivo Polwan di final four Porliga 2025/IG Moji

Jadwal Final Four Proliga 2025, Sabtu 3 Mei 2025

Jakarta Popsivo Polwan menang 3-1 atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia di final four Proliga 2025 putri/foto: Vidio

Jadwal Hari Kedua Final Four Proliga 2025 Seri Solo