Bukti Peraturan BWF Tak Adil untuk Pebulutangkis Putri

BWF disebut menerapkan aturan yang tak adil untuk pebulutangkis putri.

Share:
Huang Dong Ping dan Feng Yan Zhe/Foto: BWF
Bulutangkis
Huang Dong Ping dan Feng Yan Zhe/Foto: BWF

Pada akhirnya, Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping tetap mampu memenangkan pertandingan pertama dengan skor 21-16, 17-21, 21-15.

Usai pertandingan, Huang Dong Ping menyebut alasannya menggunakan bathroom break karena sedang menstruasi dan ingin mengganti pakaiannya.

"Saya ke toilet karena tamu bulanan (menstruasi) datang dan perlu ganti pakaian, tapi wasit mengatakan saya terlambat balik ke lapangan," katanya.

Ini bukan hal pertama yang terjadi di bulutangkis. Di All England 2025, pebulutangkis Skotlandia, Kirsty Gilmour mengalami hal serupa.

[Baca Juga: China Catatkan Rekor di Piala Sudirman usai Kalahkan Korea Selatan]

Saat itu, Gilmour meminta bathroom break karena sedang menstruasi. Tapi, wasit memberikannya kartu kuning dengan alasan melebihi waktu yang ditentukan.

Gilmour mengatakan BWF harus memberlakukan aturan untuk memastikan tidak ada pemain lain yang menghadapi situasi serupa saat menstruasi di masa mendatang.

"Ada protokol jika Anda perlu pergi ke toilet, yaitu dua menit jeda istirahat. Ada protokol jika ada masalah medis, (seperti) jika lutut Anda terluka dan ada darah di lapangan," katanya.

"Tapi, tidak ada aturan penggunaan toilet dan 'masalah darah'. Mereka mengarangnya begitu saja," ujarnya.

"Saya hanya ingin ada protokol yang berlaku untuk memastikan bahwa atlet yang sedang menstruasi diperlakukan dengan bermartabat karena hal itu merupakan hal yang sangat sulit untuk ditangani sambil tetap berprestasi di level kelas dunia pada saat yang sama," ungkapnya.


Baca Juga