Kompetisi Sepakbola Usia Muda Jadi Penggerak Industri Olahraga Nasional
Kompetisi sepakbola usia muda tidak hanya sebuah ajang pencarian bakat tapi bisa jadi salah satu penggerak industri olahraga nasional.
[Baca juga: FORNAS Membuktikan Industri Olahraga Masyarakat Bisa Memberikan Dampak Ekonomi]
Bayangkan, jika satu klub dalam satu event membayar biaya pendaftaran di kisaran Rp500 ribu saja, sementara ada ribuan klub yang ikut serta.
Maka sudah bisa dilihat ada potensi puluhan miliar uang berputar dari situ saja. Belum lagi, dari biaya lainnya seperti akomodasi, konsumsi, sampai dengan transportasi.
Secara tidak langsung, event ini mampu menggeliatkan ekonomi di bawah. Berapa kamar hotel yang dipesan? berapa banyak warung atau usaha penyedia makanan yang dibeli produknya? kemudian ada berapa ratus mobil yang disewa untuk membawa tim bertanding.
"Jika dihitung kasar, dibuat satu tim mengeluarkan Rp25 Juta per kompetisi. Dan ada sekitar 5.000 tim kelompok umur yang ikut, maka bisa dilihat Rp 125 Miliar berputar karena kompetisi kelompok umur tersebut. Saya yakin, jumlah itu bisa lebih besar, karena ada ratusan kompetisi kelompok umur yang digelar di Indonesia," bebernya.
Menurut Jalu, dari Liga Anak Indonesia, registrasi dari regional sampai nasional saja bisa memutar uang Rp2 miliar, belum tenant UMKM, tiket penonton, sampai dengan pemasukan lainnya.
"Hitungan itu belum termasuk hotel, trasportasi, dan juga konsumsi peserta, tidak salah jika dilihat bahwa potensi industri olahraga di sepak bola kelompok umur ini sangat besar," tuturnya.